BANYUMAS - Sebuah terobosan strategis tengah digalakkan di Kabupaten Banyumas melalui inovasi bertajuk Mas-Ekodaya (Masjid - Ekologi dan Pemberdayaan). Gagasan progresif ini lahir dari keprihatinan sekaligus harapan untuk mengembalikan fungsi strategis masjid sebagaimana dicontohkan pada masa Rasulullah SAW, yakni sebagai pusat ibadah, sosial, pendidikan, ekonomi, dan budaya.
“Inovasi Mas-Ekodaya hadir sebagai jawaban atas kebutuhan akan masjid yang lebih inklusif dan berdampak luas, ” ujar H. Ibnu Asaddudin, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas, kepada awak media Minggu (20/04/2025).
Ia menegaskan bahwa selama ini fungsi masjid sering kali tereduksi hanya sebagai tempat ritual keagamaan semata. Padahal, masjid menyimpan potensi besar dalam meningkatkan kesejahteraan umat.
“Keberadaan masjid bagi umat Islam adalah sebuah kepercayaan. Selain tempat ibadah, masjid sejatinya adalah pusat segala macam kegiatan umat. Jika potensi ini dikelola secara optimal, maka akan memberikan dampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat, minimal bagi jamaahnya sendiri, ” imbuhnya.
Melalui pendekatan berbasis ekologi dan pemberdayaan, Mas-Ekodaya mendorong transformasi masjid menjadi ruang hidup yang dinamis dan multifungsi. Kini, masjid-masjid di Banyumas mulai berkembang menjadi pusat kegiatan sosial, pendidikan karakter, kebangkitan ekonomi kerakyatan, serta pelestarian budaya lokal.
“Pemberdayaan umat bisa dimulai dari tempat yang paling dekat: masjid. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, masjid akan kembali menjadi pusat kehidupan umat, ” terang Ibnu Asaddudin.
Kehadiran inovasi ini juga mendapat dukungan dari Drs. H. Taifur Arofat, M.Pd.I, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyumas. Ia menyampaikan apresiasinya terhadap langkah yang diambil Kakan Kemenag Banyumas dalam Program Kepemimpinan Administrasi (PKA) Angkatan XVII.
“Saya mendukung penuh gagasan aksi perubahan dari Saudara H. Ibnu Asaddudin. Dengan terobosan ini, kami berharap masjid-masjid di Banyumas menjadi idola masyarakat. Lebih dari sekadar tempat ibadah, masjid harus menjadi pusat kegiatan sosial, pendidikan, kebangkitan ekonomi, dan pengembangan budaya lokal, sebagaimana pada masa Rasulullah SAW, ” tutur Taifur Arofat.
Mas-Ekodaya juga menjadi bagian dari upaya Kementerian Agama dalam mewujudkan masyarakat Banyumas yang rukun, sejahtera, berdaya, dan bahagia. Dengan masjid sebagai motor penggerak perubahan, inovasi ini diharapkan menjadi model inspiratif yang bisa diadopsi di daerah-daerah lain di Indonesia.
(Yudi/Djarmanto-YF2DOI)